Fiksi adalah cerita atau latar imajinatif yang tidak sepenuhnya di dasarkan pada sejarah atau fakta. Fiksi dapat di ekspresikan dalam berbagai bentuk, termasuk tulisan, pertunjukan langsung, film, acara televisi, animasi, video game, dan permainan peran. Lalu bagaimana Cara Menulis Cerita Fiksi.

Istilah fiksi pada awalnya lebih umum di gunakan untuk bentuk sastra naratif seperti novel, cerita pendek, cerpen dan drama. Fiksi umumnya di gunakan dalam arti sempit “cerita sastra”. Karya seni adalah produk dari imajinasi kreatif, dan oleh karena itu validitasnya di akui oleh publik.

Kebenaran dalam fiksi harus selalu logis, tetapi tidak harus sesuai dengan kebenaran yang berlaku di dunia nyata, seperti kebenaran dalam hukum, moralitas, agama, logika, dll. Oleh karena itu, fiksi umumnya tidak di harapkan hanya berisi deskripsi akurat tentang orang atau fakta nyata.

Apa Itu Cerita Fiksi

Cerita fiksi adalah karya sastra yang berisi cerita rekaan atau fantasi yang dibuat oleh pengarang berdasarkan imajinasi. Cerita fiksi biasanya menggunakan bahasa konotatif dan menyasar pada emosi dan perasaan pembaca. Cerita fiksi memiliki beberapa ciri-ciri, jenis, dan struktur yang bisa kamu pelajari lebih lanjut di sini.

Ciri-ciri Cerita Fiksi

Cerita fiksi adalah cerita yang berisi imajinasi atau fantasi yang tidak berdasarkan kenyataan. Berikut adalah beberapa ciri-ciri cerita fiksi:

  • Cerita fiksi bersifat rekaan atau mewujudkan imajinasi yang dimiliki oleh pengarang.
  • Cerita fiksi tidak memiliki kebenaran yang mutlak, tetapi relatif tergantung pada sudut pandang pengarang dan pembaca.
  • Cerita fiksi memakai bahasa yang konotatif, yaitu bahasa yang memiliki makna kiasan, simbolik, atau sugestif.
  • Cerita fiksi tidak memiliki sistematika baku, tetapi mengikuti kreativitas dan gaya pengarang.
  • Cerita fiksi menyasar pada emosi dan perasaan pembaca, bukan pada nilai logika atau rasional.
  • Cerita fiksi biasanya memiliki pesan moral atau hikmah yang ingin disampaikan oleh pengarang.

Semoga penjelasan ini membantu kamu memahami cerita fiksi.

Jenis Cerita Fiksi

Cerita fiksi adalah cerita yang berisi imajinasi atau fantasi yang tidak berdasarkan kenyataan. Ada banyak jenis cerita fiksi yang bisa kamu temukan, seperti:

  • Fiksi historis: cerita fiksi yang berdasarkan pada fakta sejarah, tetapi juga menambahkan unsur rekaan. Contoh: Surapati dan Robert Anak Surapati karya Abdoel Moeis.
  • Fiksi biografis: cerita fiksi yang berdasarkan pada fakta biografis, tetapi juga mengandung unsur fiksi. Contoh: Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat karya Cindy Adam.
  • Fiksi sains: cerita fiksi yang berlandaskan pada fakta ilmu pengetahuan, tetapi juga mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan yang belum terjadi. Contoh: 1984 karya George Orwell².
  • Cerita pendek (cerpen): cerita fiksi yang berbentuk prosa pendek, biasanya hanya memiliki satu tema, satu alur, dan sedikit tokoh. Contoh: Kisah Seekor Burung karya Pramoedya Ananta Toer.
  • Novelet: cerita fiksi yang panjangnya lebih dari cerpen, tetapi lebih pendek dari novel. Biasanya memiliki lebih dari satu tema, alur, dan tokoh. Contoh: Lelaki dan Mesin karya Chairil Anwar.
  • Novel/Roman: cerita fiksi yang berbentuk prosa panjang, biasanya memiliki banyak tema, alur, dan tokoh. Cerita ini juga lebih kompleks dan detail dalam penggarapannya. Contoh: Laskar Pelangi karya Andrea Hirata.
  • Cerita anak: cerita fiksi yang ditulis dengan target pembaca adalah anak-anak, biasanya memiliki tema yang sederhana, bahasa yang mudah, dan tokoh yang menarik. Contoh: Si Juki Cari Kerja karya Faza Meonk.
  • Novel remaja: cerita fiksi yang ditulis dengan target pembaca adalah remaja, biasanya memiliki tema yang sesuai dengan permasalahan remaja, seperti cinta, persahabatan, sekolah, dan sebagainya. Contoh: Dilan 1990 karya Pidi Baiq.
  • Dongeng: cerita fiksi yang sepenuhnya hasil imajinasi atau khayalan penulis, biasanya memiliki unsur-unsur magis, ajaib, atau fantastis. Contoh: Putri Salju dan Tujuh Kurcaci karya Grimm Bersaudara.
  • Fabel: cerita fiksi yang tokohnya adalah binatang yang memiliki perilaku seperti manusia, biasanya memiliki pesan moral atau hikmah. Contoh: Si Kancil dan Buaya karya anonim.
  • Hikayat: cerita fiksi lama Melayu yang berbentuk karangan bebas, biasanya berisi tentang undang-undang, silsilah, sejarah, atau dongeng. Contoh: Hikayat Hang Tuah karya anonim.
  • Legenda: cerita fiksi yang bercerita tentang kejadian alam, asal-usul tempat, benda, atau kejadian di suatu daerah, biasanya memiliki unsur-unsur mistis, religius, atau budaya. Contoh: Legenda Tangkuban Perahu karya anonim.
  • Mitos: cerita fiksi yang bercerita tentang asal-usul dunia, manusia, dewa, atau makhluk lain, biasanya memiliki unsur-unsur supernatural, simbolik, atau ritual. Contoh: Mitos Sangkuriang karya anonim.
  • Saga: cerita fiksi yang bercerita tentang sejarah, kehidupan, atau petualangan suatu bangsa, keluarga, atau tokoh, biasanya memiliki unsur-unsur heroik, epik, atau dramatis. Contoh: Saga Volsung karya anonim.
  • Cerita jenaka: cerita fiksi yang bertujuan untuk menghibur atau membuat tertawa pembaca, biasanya memiliki unsur-unsur humor, ironi, atau satir. Contoh: Cerita Si Bolang karya anonim.

Struktur Menulis Cerita Fiksi

Menulis cerita fiksi adalah salah satu cara untuk menuangkan imajinasi dan kreativitas dalam bentuk tulisan. Cerita fiksi memiliki beberapa struktur yang harus diperhatikan agar cerita menjadi menarik dan bermakna. Berikut adalah struktur menulis cerita fiksi yang umum digunakan:

  • Abstrak: bagian yang berisi ringkasan atau sinopsis dari cerita fiksi yang panjang, seperti novel atau novelet. Abstrak biasanya ditulis di halaman belakang buku atau di situs web penerbit.
  • Orientasi: bagian yang memperkenalkan tokoh, latar, dan konflik utama dalam cerita. Orientasi juga dikenal sebagai bagian pembuka, yang bertujuan untuk menarik perhatian pembaca dan memberi gambaran umum tentang cerita.
  • Komplikasi atau klimaks: bagian yang menampilkan perkembangan konflik dan tantangan yang dihadapi tokoh. Komplikasi atau klimaks adalah bagian yang paling menegangkan dan menarik dalam cerita, yang menentukan nasib tokoh dan cerita.
  • Evaluasi: bagian yang menunjukkan reaksi atau penilaian tokoh terhadap konflik atau masalah yang dihadapi. Evaluasi bisa berupa dialog, monolog, atau deskripsi.
  • Resolusi: bagian yang menampilkan penyelesaian konflik atau masalah yang dihadapi tokoh. Resolusi bisa berupa happy ending, sad ending, atau open ending, tergantung pada maksud dan pesan pengarang.
  • Koda atau reorientasi: bagian yang memberikan kesimpulan atau pelajaran yang bisa dipetik dari cerita. Koda atau reorientasi juga bisa berupa epilog, yang menceritakan keadaan tokoh setelah resolusi.

Semoga penjelasan ini membantu kamu memahami struktur menulis cerita fiksi.

Cara Menulis Cerita Fiksi

Fiksi merupakan salah satu karya sastra yang paling populer. Dalam fiksi, imajinasi pembaca bebas berkembang dengan membayangkan cerita yang dibacanya. Oleh karena itu, tidak mudah untuk menjadi seorang penulis fiksi.

Menulis cerita fiksi adalah salah satu cara untuk menuangkan imajinasi dan kreativitas dalam bentuk tulisan. Cerita fiksi adalah cerita yang berisi imajinasi atau fantasi yang tidak berdasarkan kenyataan. Ada banyak jenis cerita fiksi, seperti novel, cerpen, dongeng, fabel, dan lain-lain. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa kamu ikuti untuk menulis cerita fiksi yang menarik:

  • Tentukan genre cerita fiksi yang kamu sukai. Genre adalah kategori atau jenis cerita yang memiliki ciri-ciri tertentu, seperti tema, gaya, tokoh, latar, dan sebagainya. Ada banyak genre cerita fiksi, seperti romantis, horor, komedi, fantasi, thriller, dan lain-lain. Pilihlah genre yang sesuai dengan minat dan kemampuan kamu, serta yang menarik bagi pembaca.
  • Tentukan tema cerita fiksi yang kamu angkat. Tema adalah pokok bahasan atau pesan utama yang ingin kamu sampaikan dalam cerita. Tema bisa berupa masalah, konflik, pertanyaan, atau nilai-nilai yang kamu anggap penting. Tema harus sesuai dengan genre yang kamu pilih, dan harus jelas dan spesifik.
  • Buatlah karakter yang memiliki latar belakang dan kepribadian yang kuat. Karakter adalah tokoh-tokoh yang berperan dalam cerita. Karakter harus memiliki latar belakang yang mendukung perannya, seperti nama, usia, asal, pekerjaan, keluarga, dan sebagainya. Karakter juga harus memiliki kepribadian yang menunjukkan sifat, sikap, perilaku, motivasi, dan tujuan mereka. Karakter harus realistis, konsisten, dan berkembang seiring dengan cerita.
  • Bangunlah plot cerita yang menarik dan memukau. Plot adalah rangkaian peristiwa yang membentuk alur cerita. Plot harus memiliki struktur yang jelas, yaitu orientasi, komplikasi, klimaks, evaluasi, dan resolusi. Plot harus menampilkan konflik yang menantang karakter, dan harus memiliki klimaks yang menegangkan dan resolusi yang memuaskan. Plot harus logis, koheren, dan kohesif.
  • Tentukan judul cerita fiksi yang kamu buat. Judul adalah kata atau frasa yang menjadi nama atau identitas cerita. Judul harus menarik perhatian pembaca, dan harus mencerminkan tema, genre, atau karakter cerita. Judul harus singkat, padat, dan jelas.
  • Tambahkan ilustrasi jika perlu. Ilustrasi adalah gambar atau foto yang melengkapi cerita. Ilustrasi bisa membantu pembaca memvisualisasikan cerita, dan bisa menambah daya tarik atau estetika cerita. Ilustrasi harus sesuai dengan konten dan gaya cerita, dan harus memiliki kualitas yang baik.
  • Koreksi ulang tulisan kamu. Koreksi adalah proses memeriksa dan memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam tulisan. Koreksi bisa meliputi aspek-aspek seperti ejaan, tanda baca, tata bahasa, diksi, kalimat, paragraf, dan sebagainya. Koreksi bisa dilakukan sendiri atau dengan bantuan orang lain, seperti teman, editor, atau proofreader. Koreksi bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kredibilitas tulisan.

Nah lengkap sudah cara membuat cerita fiksi yang menarik, Penulis yang baik adalah pembaca dan pengamat yang baik. Amati dunia di sekitar Anda. Anda mungkin ingin menggunakannya sebagai detail dalam karya seni Anda. Campurkan ide Anda dengan orang lain. Jika selesai, selanjutnya anda harus merevisi Karya cerita fiksi Anda.

Baca juga : Cara Menulis Cerita Yang Menarik

Cara Merevisi Karya Cerita Fiksi

Tindakan melihat atau membaca informasi untuk mendorong perbaikan objek itu di sebut revisi. Istilah “review” sering di gunakan untuk buku, karya ilmiah, dan laporan perusahaan. Sederhananya, revisi adalah kegiatan meningkatkan standar bila di perlukan.

Merevisi karya cerita fiksi adalah proses memeriksa dan memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam cerita yang sudah ditulis, baik dari segi isi, alur, karakter, gaya bahasa, ejaan, tata bahasa, dan lain-lain. Merevisi karya cerita fiksi bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kredibilitas cerita, serta menyampaikan pesan dan maksud pengarang dengan lebih baik. Berikut adalah beberapa cara merevisi karya cerita fiksi yang bisa kamu coba:

  • Baca ulang cerita secara keseluruhan. Sebelum merevisi, baca ulang cerita yang kamu tulis secara keseluruhan, tanpa mengubah atau menambahkan apapun. Tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran umum tentang cerita, serta menilai apakah cerita sudah sesuai dengan tujuan, tema, dan genre yang kamu pilih. Jika perlu, buatlah catatan tentang hal-hal yang perlu diperbaiki atau dikembangkan.
  • Revisi cerita berdasarkan unsur-unsur pembentuknya. Setelah membaca ulang, revisi cerita berdasarkan unsur-unsur pembentuknya, seperti orientasi, komplikasi, klimaks, evaluasi, resolusi, karakter, latar, konflik, dan pesan moral. Pastikan setiap unsur sudah jelas, logis, konsisten, dan menarik. Perhatikan juga hubungan antara unsur-unsur tersebut, apakah sudah koheren dan kohesif.
  • Revisi cerita berdasarkan gaya bahasa dan penulisan. Setelah merevisi berdasarkan unsur-unsur pembentuk cerita, revisi cerita berdasarkan gaya bahasa dan penulisan. Perhatikan penggunaan diksi, kalimat, paragraf, tanda baca, ejaan, dan tata bahasa. Pastikan gaya bahasa dan penulisan sudah sesuai dengan EYD, mudah dipahami, dan tidak mengandung kesalahan-kesalahan yang mengganggu.
  • Baca ulang cerita setelah direvisi. Setelah merevisi cerita, baca ulang cerita yang sudah direvisi, dan bandingkan dengan cerita sebelumnya. Perhatikan apakah ada perubahan yang signifikan, baik dari segi isi, alur, karakter, gaya bahasa, atau penulisan. Jika ada, apakah perubahan tersebut membuat cerita menjadi lebih baik atau malah sebaliknya. Jika perlu, lakukan revisi ulang sampai kamu merasa puas dengan hasilnya.
  • Minta masukan dari orang lain. Setelah merevisi cerita, minta masukan dari orang lain, seperti teman, keluarga, guru, atau editor. Minta mereka untuk membaca cerita kamu, dan memberikan kritik, saran, atau pujian. Dengarkan masukan mereka dengan baik, dan pertimbangkan apakah kamu perlu mengubah atau menambahkan sesuatu berdasarkan masukan tersebut. Jangan lupa untuk berterima kasih atas masukan yang diberikan.

Semoga cara-cara ini bermanfaat untuk kamu yang ingin merevisi karya cerita fiksi. Selamat mencoba dan semoga berhasil!

Cara Menerbitkan Cerita Fiksi

Setelah Anda yakin cerita fiksi yang anda tulis menarik langkah selanjutnya adalah menerbitkan Cerita. Berikut cara menerbitkan Cerita Fiksi :

Salin Dan Sunting Naskah Cerita

Telusuri setiap baris dan cari kesalahan ketik, ejaan, tata bahasa, kata dan frasa canggung, dan klise. Anda dapat menemukan hal-hal tertentu seperti salah ketik, lalu menemukan kesalahan tanda baca atau memperbaikinya sekaligus.

Jika memungkinkan, mintalah orang lain membaca dan mengedit naskah. Seorang teman yang juga suka membaca dan menulis fiksi dapat membantu Anda menemukan kekurangan yang mungkin tidak Anda lihat sendiri.

Cari Jurnal Atau Situs Penerbit

Sebagian besar penerbit tidak menerima artikel, tetapi majalah menerimanya. Penerbit yang lebih besar umumnya tidak menerima manuskrip dari penulis tanpa agen, tetapi beberapa penerbit yang lebih kecil dengan senang hati meninjau karya calon penulis. Teliti area Anda untuk menemukan pesta yang sesuai dengan gaya, genre, dan tujuan posting Anda.

Atur Dan Ajukan Cerita Naskah.

Ikuti aturan yang diminta oleh penerbit. Harap ikuti instruksi untuk mengirimkan naskah Anda dengan tepat, meskipun bertentangan dengan informasi dalam artikel ini. Naskah yang tidak mengikuti aturan umumnya tidak dibaca atau diterima. Kirim naskah Anda. Ikuti semua petunjuk untuk mengirimkan skrip Anda, duduk dan tunggu hasilnya!

Cara Menerbitkan Cerita Fiksi Sendiri

Menerbitkan cerita fiksi adalah salah satu impian bagi banyak penulis yang ingin membagikan karya mereka kepada dunia. Ada beberapa cara untuk menerbitkan cerita fiksi, baik secara tradisional maupun secara independen. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa kamu ikuti untuk menerbitkan cerita fiksi:

  • Menyiapkan naskah cerita fiksi. Sebelum menerbitkan cerita fiksi, pastikan naskah cerita fiksi kamu sudah selesai, direvisi, dan dikoreksi dengan baik. Naskah cerita fiksi harus memiliki format yang sesuai dengan standar penerbitan, seperti ukuran kertas, margin, spasi, font, nomor halaman, dan sebagainya. Naskah cerita fiksi juga harus memiliki elemen-elemen seperti judul, abstrak, daftar isi, bab, dan penutup. Jika perlu, kamu bisa meminta bantuan dari editor profesional untuk memperbaiki naskah cerita fiksi kamu.
  • Memilih cara menerbitkan cerita fiksi. Ada dua cara utama untuk menerbitkan cerita fiksi, yaitu secara tradisional dan secara independen. Secara tradisional, kamu harus mengirimkan naskah cerita fiksi kamu ke penerbit yang sesuai dengan genre dan target pasar cerita fiksi kamu. Kamu harus menulis surat pengantar yang menjelaskan tentang diri kamu, cerita fiksi kamu, dan alasan mengapa cerita fiksi kamu layak diterbitkan. Kamu juga harus menyiapkan pitch elevator, yaitu ringkasan singkat tentang cerita fiksi kamu yang bisa menarik minat penerbit. Kamu harus bersabar menunggu tanggapan dari penerbit, yang bisa memakan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan. Jika diterima, kamu akan menandatangani kontrak dengan penerbit, dan mendapatkan sebagian royalti dari penjualan buku. Jika ditolak, kamu bisa mencoba mengirimkan naskah cerita fiksi kamu ke penerbit lain, atau mencari cara lain untuk menerbitkan cerita fiksi kamu. Secara independen, kamu bisa menerbitkan cerita fiksi kamu sendiri tanpa melalui penerbit. Kamu bisa menggunakan platform self-publishing online, seperti Amazon Kindle Direct Publishing, Wattpad, GoodNovel, dan lain-lain. Kamu harus mengunggah naskah cerita fiksi kamu ke platform tersebut, dan menentukan harga, judul, sampul, deskripsi, dan kategori cerita fiksi kamu. Kamu juga harus mempromosikan cerita fiksi kamu sendiri melalui media sosial, blog, podcast, atau cara lain yang efektif. Kamu akan mendapatkan seluruh royalti dari penjualan buku, tetapi kamu juga harus menanggung biaya produksi, distribusi, dan pemasaran cerita fiksi kamu.
  • Menikmati hasil dari menerbitkan cerita fiksi. Setelah menerbitkan cerita fiksi, kamu bisa menikmati hasil dari usaha kamu. Kamu bisa mendapatkan penghasilan, penghargaan, penggemar, dan reputasi dari cerita fiksi kamu. Kamu juga bisa mendapatkan umpan balik, kritik, saran, dan pujian dari pembaca, yang bisa membantu kamu meningkatkan keterampilan menulis cerita fiksi kamu. Kamu juga bisa terus berkarya dan menerbitkan cerita fiksi lainnya, atau mencoba genre atau media yang berbeda.

Baca juga : Cara Menulis Cerpen Menarik Di Baca

Nah itulah tulisan artikel tentang Cara Menulis Cerita Fiksi. Ketika menulis cerita fiksi gunakan secara teknologi informasi dan komunikasi internet untuk mencari informasi tentang subjek penelitian cerita.

Bagikan: